Olahraga memang menjadi aktivitas gerak yang menjadi pilihan manusia guna mencapai tahapan sehat dan cara untuk mengekpresikan dalam mencapai prestasi olahraga. Namun jika itu yang diperoleh manusia mungkin tidak menjadi masalah, namun juka sebaliknya tentu butuh perhatian dan pembahasan khusus. Aktifitas yang berlebihan dan berulang berpotensi pada timbulnya permasalahan pada jaringan lunak ataupun persendian tubuh. Namun kesalahan gerak juga menyumbang faktor terjadinya permasalan pada organ tubuh. Hal ini sering disebut dengan cedera.

Cedera olahraga adalah segala bentuk cedera yang timbul pada saat atau setelah berolahraga (Orchard J, Seward H). Segala bentuk permasalahan yang timbul melibatkan ligament, tendon, jaringan lunak, persendian pada saat melakukan atau setelah berolahraga maka diaktegorikan pada jenis cedera olahraga. Pada dasarnya cedera olahraga terjadi banyak sekali faktor penyebabnya. Penyebab terjadinya cedera adalah kurangnya pemanasan, ketidak siapan otot, ataupun permasalah sarana dan prasarana serta pada benturan yang terjadi pada organ tubuh manusia.

Waktu terjadinya cedera menentukan pengobatan tahap selanjutnya. Cedera olahraga dapat dogolongkan menjadi beberapa golongan yakni waktu, penyebab dan jaringan yang mengalami cedera. Menurut waktunya, cedera dapat digolongkan menjadi dua yaitu cedera yang diketahui terjadi belum lama (dalam hitungan jam) dan terjadi sudah lama (berhari hari). Cedera yang diketahui terjadi belum lama disebut cedera akut. Cedera akut memiliki ciri–ciri seperti korban merasakan nyeri, berwarna kemerahan di daerah cedera, teraba hangat, dirasakan panas oleh korban, terlihat bengkak, dan gangguan fungsi organ yang mengalami cedera sehingga tidak dapat melakukan fungsi normalnya seperti kaki tidak dapat melangkah. Cedera yang diketahui terjadi sudah lama disebut cedera kronik. Cedera kronik biasanya disebabkan karena penggunaan secara berlebihan. Cedera kronik dapat juga disebabkan oleh cedera akut yang tidak sembuh secara sempurna (Hootman JM, Dick R, Agel J).

Permasalah cedera olahraga pada kategori akut, yang tejadi dalam hitungan jam atau belum lama terjadi harus mendapat penganan yang secepatnya. Menangani cedera akut tentu harus memperhatikan banyak pertimbangan, sebaiknya dilakukan Tanya jawab mengenai apa yang menyebabkan cedera ini terjadi. Hal ini akan memberikan dampak terhadap totalitas penyembuhan pada cedera yang dimaksud. Contoh kasus terjadi cedera akut pada Golfer’s Elbow.

Permasalahan pada siku bagian dalam ini tentu banyak hal yang bisa terjadi, apakah hanya sekedar ketegangan otot disekitar sendi, disloksi persendia atau jaringan lunak lainya yang bermasalah. Dengan demikian akan lebih mudahkan serta memberikan solusi penangan yang jelas pada cedera siku bagian dalam.

Cedera kronik merupakan suatu bentuk cedera yang terjadi setelah bebera hari atau sduah lama setelah melakukan aktifitas olahraga. Tentu berbeda dengan cedera akut yang baru sesaat setelah terjadinya cedera. Perbedaan ini juga membuat tahapan penanganannya pun memiliki perbedaan. Namun dari sdutu pandang yang berbeda sebenarnya cidera kronik juga bisa jadi cedera lanjutan daripada cedera akut. Cedera akut yang tidak ditangani secara total akan berakibat menjadi cedera kronik.

Contoh kasus pada cedera engkle, banyak yang beranggapan pada cedera engkle hanya membutuhkan pengobatan saja, padahal pada beberapa ksus permasalahan engkel ini tidak hanya membutuhkan pengobatan namun juga rehabilitasi, seperti pengutan jaringan lunak dan persendian. Sehingga diharapkan tidak terjadi cedera krinik pada tahapan selanjutnya